Jumat, 16 Maret 2012

perjuangan ayahku...

           Ayah adalah seorang kepala rumah tangga yang selalu berjuang demi anak-anaknya. aku adalah seseorang yang beruntung karena mempunyai seorang ayah yang selalu menyayangiku dan adik-adikku. aku mempunyai sebuah kisah nyata dalam kehidupanku dimana pada tanggal 30 januari 2011 jam 13.00. ibuku yang sedang hamil 8 bulan mengalami pendarahan hebat dan harus dibawa kerumah sakit dengan segera, alhamdulillahnya waktu itu ayahku sedang ada di rumah dan langsung membawa ibuku kerumah sakit yang dekat dengan rumahku pada saat itu aku,ayah dan adik-adik sangat merasa cemas karena darah yang keluar sangat banyak sampai membuat wajah ibuku sangat pucat.
           setelah ibuku dibawa kerumah sakit dan diberi pertolongan oleh suster, ayahku langsung pulang dan memintaku pergi kerumah sakit untuk menemani ibuku disana.Ayahku pulang bukan karena tidak ingin menemani ibuku melainkan untuk mengambil baju di rumah karena ayahku pergi kerumah sakit tidak menggunakan baju dan hanya menggunakan celana pendek saja.Setelah aku sampai dirumah sakit ibuku langsung dibawa ke ruangan selanjutnya dan suster itu memintaku untuk menelpon ayahku karena ibu harus segera di operasi, setelah mendengar kata dokter tersebut aku langsung menelpon ayah dan bilang kepadanya agar segera pergi kerumah sakit. saat ayahku tiba di rumah sakit ayah langsung menemui dokter yang akan menangani ibu,dan dokter pun langsung memberitahukan kepada ayah kalau ibu harus segera di oprasi.Ayahku pun langsung bertanya "apakah masih ada jalan lain??"karena kandungan ibu masih 8 bulan dan masih bisakah di pertahankan hingga kandungan ibu menapai 9 bulan????."tidak bisa karena kondisi ibu sangat lemah dan dapat membahayakan ibu dan bayi yang di kandungnya, Ayah terdiam sejenak dan  memikirkan biaya karena saat itu ekonomi sedang sulit.Kemudian ayah langsung mengurus surat-surat agar ibu segera di operasi.
           Dan akhirnya ibupun langsung di oprasi di saat ibu sedang di oprasi,aku ayah dan adik-adik berdo'a agar ibu di beri kelancaran pada saat di operasi,setelah lama menunggu susterpun datang membawa bayi dari ruang operasi dan memanggil nama ayahku lantas ayahku pun segera menemui suster tersebut.Dari jendela kamar bayi aku melihat adikku yang di timbang dan di ukur,karena lahir dengan prematur saat di timbang adikku hanya mempunyai berat 2,2 kg, adik di rawat selama 4 hari.Selama adik di rawat ayah terlihat bingung dan paman pun langsung bertanya "kenapa wajahmu terlihat sangat bingung???".aku sedang memikirkan biya untuk keponakanmu yang sedang di rawat di rumah sakit,jawab ayah.Kata paman "sudahlah abang tidak usah khawatir dan terlalu banyak berfikir ini aku ada sedikit uang untuk membayar biaya rumah sakit." pada hari ke 4 adik di rumah sakit ayah pun langsung menebus biaya rumah sakit dan membawa adik pulang.setelah tiba di rumah adik pun langsung di adzani oleh ayah,setelah 5 hari di rumah adik mengalami batuk dan wajahnya langsung membiru ku tanyakan kepada ibu "bu mengapa wajah adik membiru seperti itu,,??" dan ibu pun menghiraukan pertanyaan ku itu,mungkin ibu berfikir itu hanya batuk biasa, 2 hari setelah itu ibu pun khawatir dan memintaku untuk menelpon ayah.Saat ayah tiba dirumah, ayah langsung memeriksa detak jangtung adik ternyata ayah tidak merasakan adanya detak jantung, lalu ayah menelpon saudara dan memberi tahukan keadaan adikku. Tiba-tiba wajah adikku kembali seperti sedang sehat ayah bertanya kepada adikku tersebut "apakah kamu mau sembuh??, kalau mau sembuh lihat ayah dan kalau nggak pergi aja,ayah udah rela" setelah mendengar ayah berkata seperti itu adikku pun melihat ayah seperti ingin sembuh.kayanya dia ingin sembuh kata ayah sambil membawanya kerumah sakit.setibanya dirumah sakit dokter dan susterpun dengan sigap menangani adik dan adik dimasukan keruang ICU selama 23 hari selama itu ayah harus menebus obat setiap hari yang jumlahnya tidak sedikit, kondisi adik pun semakin membaik lalu dipindahkan keruang rawat inap, selama dirawat inap ibu dan ayah tidak bisa masuk untuk sekedar memegang,semakin lama biaya rumah sakit semakin mahal dan bingung memikirkan dana untuk adik.Karena badan adik yang semakin kecil dan susah untuk di pasangi infus,dokter pun memilih agar adik dioperasi.selama dirawat inap adik sudah beberapa kali di operasi.Pada suatu saat adik akan dioperasi ayah berkata kepada adik "ayah minta kamu itu cepat sembuh,ayah ngomong kaya gini bukan karena nggak mau membiayainmu lagi tapi ayah udah nggak sanggup lagi.Apa kamu nggak kasian liat ayah kaya gini mundar-mandir minjam uang buat kamu???". Tiba-tiba kondisi adik semakin membaik dan tidak perlu dioperasi.Ayahku pernah beberapa kali menangis karena kasihan melihat adikku harus merasa kesakitan karena suntikkan dan puasa setelah dioperasi selama 24 jam.
            Pada tanggal 28 maret 2011 malam, kondisi adik semakin menurun dan dipindahkan lagi keruang ICU.semakin lama kondisi adikku semakin memburuk,tanggal 30 maret adikku menghembuskan nafas terakhirnya suster yang ada di tempat itu menekan-nekan dada adikku dengan keras pada saat itu mamaku melihat dan bertanya" kalau di tekan kaya gitu sakit gak???".    "ya sakit bu..."      . " ya udah berentiin aja biarin dia pergi kasian masih kecil udah menderita". pada saat itu aku sedang tidur dirumah karena capek, sebelum aku tidur aku ngerasa kehilangan tapi gak tau aku itu kehilangan siapa???. saat aku tidur tidak beberapa lama aku di telpon sama ayah
" inda lagi ada di mana???"
"inda lagi ada di rumah, ada apa yah???" kataku
"adeknya udah gak ada..." kata ayah
"apa?" jawabku karena kurang jelas
"adeknya udah gak ada, udah meninngal" ayah
"oh..( innalillahi waina ilaihi rojiun)" jawabku
"warungnya tutup ya, trus gelarin tikar" ayah
"iya..." kataku
aku pun pergi ke masjid untuk mengambil karpet dan aku berfikir apa kata ayah tadi, pada saat berfikir aku baru merasa bahwa adikku telah tiada dan aku baru merasa sedih sambil meminta karpet di masjid, aku berkata di dalam hati "inda gak boleh sedih relain aja adik inda pergi".
pada saat itu kedua adikku jefri dan padil  belum pulang sekolah, setelah mereka pulang aku langsung bilang "kalian ini  bukannya langsung pulang malah main dulu", "emangnya ada apa kak???" kata mereka, "adik udah meninngal". ketika mendengar hal itu padil pun langsung menangis dan memukul mobil karena  tidak menyangka hal itu akan terjadi.
                ketika jenazah adikku datang aku langsung memegangnya , aku berkata kepada ayah bahwa "anjli sedang di rumah bibi", "telpon bibi suruh dia kesini" kata ayah. aku pun menelpon bibi dan bibi pun datang kerumah membawa anjli, ketika anjli liat adiknya dia pun langsung nangis "dedek,sayang dedek yah ai ium dedek yah".saudara-saudara ku berdatangan hingga malam hari.
                pagi hari adikku di mandikan dan di sholatkan, setelah menunggu saudara-saudaraku adikku pun di makamkan di TPU derwati.