Rabu, 21 November 2012

SEDIAAN TABLET


1. Definisi tablet
•    Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 . Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 .
(http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html)
•    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak  dalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
(Formularium Nasional Edisi II, 310)
•    Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
(Ilmu Meracik Obat, 210)
•    Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
(ANSEL  Edisi IV, 244)
•    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengndung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
(FI III, 6)
•    Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk kering, Kristal atau granulat, umumnya dengan  penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai dengan menggunakan takanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang dan cakram, serta bentuk seperi telur atau peluru.
(Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 166)
•    The tablet is the most frequently prescribed commercial dosage form.
(The art, Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding, 161)
•    Tablets are solid dosage forms containing medicinal substances with or without suitable diluents.
(HUSA’A Pharmaceutical Dispensing, 55)
•    Tablets are used mainly for systemic drug delivery but also for local drug action.
(Pharmaceutics the Science of Dosage Form Design, 398)
•    Tablets may be defined as solid pharmaceutical dosage forms containing drug substances with or without suitable diluents and prepared by either compression or molding methods. (Remington 20 th, 858)
2Jenis-Jenis tablet
    * Jenis-jenis tablet
- Tablet kompresi
- Tablet kompresi ganda
- Tablet salut gula
- Tablet diwarnai coklat
- Tablet salut selaput
- Tablet kunyah
- Tablet effer vescent
- Tablet hipodermik
- Tablet larut
- Tablet hisap
- Tablet Salut enteric
- Tablet sublingual atau bukal
- Tablet triturate
- Tablet pembagi
- Tablet penglepas terkendali
     (http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html)
* Jenis-jenis tablet
- Tablet kompresi
- Tablet kompresi ganda
- Tablet salut gula
- Tablet diwarnai coklat
- Tablet salut selaput
- Tablet Salut enteric
- Tablet sublingual atau bukal
- Tablet kunyah
- Tablet effer vescent
- Tablet triturate
- Tablet hipodermik
- Tablet pembagi
- Tablet penglepas terkendali
(ANSEL  Edisi IV, 244)
  * Jenis-jenis tablet
         - Tablet Bukal
        - Tablet Sublingual
        - Tablet Implantasi
    (Moh. Anief.2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University)
    * Jenis-jenis tablet
        - Tablet peroral
        - Tablet Oral
        - Tablet parenteral
        - Tablet untuk penggunaan luar
    (Anonim. 1994.Buku pelajaran TEKFAR. Gajah mada University)
    * Jenis-jenis tablet
        - Tablet cetak
            - Tablet triturate
        - Tablet bukal
        - Tablet effervescent
        (Anonim. Farmakope IV. 1995)

3.  Keuntungan dan kerugian tablet !
    Keuntungan Tablet
v
1.    Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
2.    Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
3.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.
4.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim.
5.    Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6.    Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah atau hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7.    Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
8.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk di produksi secara besar-besaran.
9.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

    Kerugian Tablet
v
1.    Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2.    Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavabilitas obat cukup.
3.    Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa ( bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu.

    Keuntungan Tablet :
v

1. Untuk Pengusaha
-  Sederhana dan memenuhi syarat-syarat ekonomi dalam pembuatannya.
-  Stabil dan mudah dalam pengepakan, pengiriman dan penyaluran.
2.  Untuk Penderita atau Konsumen
- Mudah dibawa, dosis tepat, rasanya menarik ( bila diminum tidak meninggalkan bekas rasa )

    Kerugian Tablet :
v
    Ketika tablet dirancang, dibuat, didistribusikan dan disimpan dengan suatu perwujudan yang penuh dari pembatasan yang dituntut oleh bahan kimia, phisik, dan kekayaan yang mengobati dari berbagai ramuan, ada sangat sedikit kerugian untuk mampu pengobatan tablet.
    Kerugian yang paling penting adalah bahwa beberapa individu mengalami suatu kesukaran yang psikologis di administrasi atau menelan dari suatu tablet. Suatu kerugian yang lebih sedikit adalah impracticalas yang umum dari menyiapkan tablet extemporaneously.


4.    Sifat dan pengujian tablet !
    Sifat Tablet
v
1.    Harus merupakan produk menarik ( bagus dilihat) yang mempunyai identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pelunturan atau pemucatan, kontaminasi, dll.
2.    Harus mampu menahan guncangan mekanik selama produksi, pengepakan.
3.    Harus mempunyai kestabilan kimia dan fisika untuk mempertahankan kelengkapan fisiknya sepanjang waktu.
Dari segi lain :
1.    Harus dapat melepas zat berkhasiat dalam tubuh dengan cara yang dapat diramalkan serta tetap atau dapat diulang.
2.    Harus stabil secara kimia sepanjang waktu sehingga tidak memungkinkan terjadi pemalsuan atau penurunan mutu zat berkhasiat.

    Pengujian Tablet
v
Pengujian tablet dapat dilakukan dengan cara :
Keseragaman bobot tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang diteteapkan sebagai berikut : timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.
Bobot rata - rata    Penyimpangan bobo rata – rata dalam %
    A    B

25 mg atau kurang    15 %            30 %
26 mg sampai dengan 150 mg    10 %            20 %
151 mg sampai dengan 300 mg    7,5 %           15 %
Lebih dari 300 mg    5 %           10 %

Waktu hancur tablet tidak bersalut enteric alat tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kassa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak no.4, berbentuk keranjang.
Keranjang disisipkan searah ditengah-tengah tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan kedalam air bersuhu antara 36o dan 38o sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat diatas permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat dipermukaan air.
Cara: Masukkan 5 tablet dalam keranjang, turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke-5 tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.
Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu-persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
Cakram penuntun terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan yang cocok, diameter lebih kurang 26 mm, tebal 2 mm, permukaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan jarak masing-masing lubang 10 mm dari titik pusat. Tiap lubang terdapat kawat tahan karat diameter 0,445 mm yang dipasang tegak lurus permukaan cakram dan dihubungkan dengan cincin penuntun yang dibuat dari kawat jenis yang sama, diameter 27 mm. Jarak cincin penuntun dengan permukaan atas cakram 15 mm. Beda antara diameter caakram penuntun dengan diameter keranjang dalam sebaiknya antara 1 mm dan 2 mm. Bobot cakram penuntun tidak kurang dari 1,9 g dan tidak lebih dari 2,1 g.
Waktu hancur tablet bersalut enteric : Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan menurut cara tersebut diatas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml Asam Klorida 0,06 N. Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci segera tablet dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur suhu antara 36o dan 38o. Celupkan keranjang kedalam larutan tersebut. Lanjutkan pengujian selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet diatas kasa kecuali fragmen zat penyalut.
Jika tidak memenuhi syarat ini ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II & Farmakope Indonesia Edisi III)

5.  Kerusakan-kerusakan dalam pembuatan tablet.
    A. ( Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC : Jakarta)
1.    Binding : Kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding ruang   cetakan.
2.    Sticking/picking : pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah karena permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicinnya kurang, atau massanya basah.
3.    Whiskering : Terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan sehingga terjadi pelelahan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
4.    Splitting/capping : Splitting adalah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet, terutama pada bagian tengah. Capping adalah membelahnya tablet di bagian atas. Penyebabnya :
a.    Kurangnya daya pengikat dalam massa tablet.
b.    Massa tablet terlalu banyak fine atau terlalu banyak mengandung udara sehingga udara akan keluar setelah di cetak.
c.    Tenaga yang di berikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan di cetak sukar keluar dan ikut tercetak.
d.    Formulanya tidak sesuai.
e.    Die dan punch tidak rata.
5.    Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6.    Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurangnya tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.

B. (Lachman, Leon, Ph.D. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta.
1.    Capping dan Laminasi : Capping adalah istilah yang di gunakan untuk menguraikan sebagian atau secara lengkap pemisahan bagian atas atau bawah dari mahkota tablet (crown) dari bagian utamanya. Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua atau lebih lapisan-lapisan yang berbeda. Permasalahan pada proses ini segera terlihat setelah pencetakan, tetapi capping dan laminasi dapat terjadi setelah satu jam atau satu hari.
2.    Pengelupasan dan Penempelan :  Apabila terjadi penempelan, diperlukan tenaga tambahan untuk  mengatasi gesekan antara tablet dengan dinding die selam pengeluaran tablet.
3.    Mottling : adalah keadaan di mana distribusi warna tablet tidak merata, dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang seragam. Penyebab Mottling adalah berbedanya warna obat dengan bahan penambah atau bila hasil urai obatnya berwarna.
4.    Variasi Berat : Berat tablet yang di cetak di tentukan oleh banyaknya granul didalam ruang cetak sebelum di cetak. Oleh karena itu factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pengisisan ruang cetak, akan mempengaruhi berat tablet dan variasi berat.
5.    Ukuran Granul dan Ukuran Distribusi Sebelum Pencetakan : Variasi dari rasio granul kecil sampai granul besar serta, besarnya perbedaan ukuran granul mempengaruhi bagaimana ruang antara partikel-partikel di isi.
6.    Aliran yang Kurang Baik : Bila aliran kurang baik, granul cenderung bergerak kembang kempis melalui alat pengisi, sehingga beberapa die tidak terisi dengan sempurna.
7.    Penyampuran yang Kurang Baik : Kadang-kadang bahan pelicir dan pelicin tidak terbagi dengan rata akibatnya aliran partikel terganggu sehingga granul tidak mengalir secara efisien ke dalam ruang cetak.
8.    Variasi Punch : Bila punch bagian bawah tidak sama panjang, isi dari masing-masing die berbeda karena isi itu volumetric.
9.    Variasi Kekerasan : Kekerasan tergantung pada berat dari materi serta ruangan antara punch atas dan bawah pada waktu pencetakan. Bila volume materi  atau jarak kedua punch berbeda, maka kekerasan tidak akan konsisten.
10.    Cetakan Ganda : Masalah ini hanya terjadi bila pada punch terdapat monogram atau profil (ukiran) lainnya.


7.  Data preformulasi untuk sediaan tablet meliputi :
a. Karakteristik keadaan padat
1.)    Deskripsi keadaan fisik
    Bentuk BA padat : granular, kubik, plat, asirkular, sferis, fibrous ( bentuk serat), angular, bentuk prisma. Bentuk ini akan mempengaruhi sifat akhir dan pengempaan pada cetak langsung, terutama jika mengandung persentase BA cukup tinggi. Oleh sebab itu penting sekali penelitian bentuk serbuk BA secara mikroskopik.

2.)    Ukuran partikel
    Ukuran partikek akan mempengaruhi absorpsi secara oral, misal griseofulvin, nitrofurantoin, spironolakton, dan bermacam steroid. Selain dari pada itu kesragaman kandunagn dalam sediaan padat dipengaruhi oleh ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel BA dalam massa tablet. Perhatikan terutam untuk bahan poten. Untuk tablet yang mengandung BA lebih kecil dari 2 mg setiap tablet, diperlukan pengontrolan ketat ukuran peartikel. Sebagai contoh, untuk keseragaman kandungan kurang lebih 10% dari tablet yang mengandung BA 2 mg hatus mempunyai partikel dv,vn <150 , untuk   ukuran partikel kritik turun menjadi <90  pada dosis 50 g, ukuran adalah 40 dan 25 m. Ruahan serbuk dengan ukuran partikel lebih besar dari limit ini tidak mungkin akan menghasilkan campuran yang memenuhi spesifikasi homogenitas.

3.)    Kristalinitas
    Akan menentukan kelarutan ( berarti ketrersediaan hayati) dan sifat saat pengempaan.

4.)    Sifat atau pengaruh termal ( granulasi )
    Pemanasan  atau pendinginan dapat mengawali perubahan secara dinamaik sifat BA dalam keadaan padat atau eksipien ( terutama selama granulasi dan pengeringan granul ). Selama proses BA, eksipien dapat menunjukan sifat endotermik dan eksotermik. Kemampuan bahan untuk mengabsorpsi atau desorpsi air perlu di evaluasi dengan membuat isoterm sorpsi uap air.

5.)    Polimorfisme
    Polimorfisme adalah kemampuan bhaan berada dalam lebih dari satu bentuk padat. Polimorfisme dapat menunjukan sifat seperti suhu lebur, morfologi, difraktrometri sinar X serbuk, spektrometri inframerah, laju disolusi interinsik, kelarutan dan stabilitas. Pada tempertaur dan tekanan  tertentu, hanya satu bentuk Kristal polimorfisme ( bahan ) yang secara termodinamika stabil. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk yang tidak akan berubah-ubah sehingga tidak akan mengalami perubahan dalam sediaan misalnya disolusi. Bentuk polimorfisme stabil selalau menunjukkan kelarutan yang kecil pada temperature tertentu. Dari plot van Hoft akan dapat dideteksi, apakah system bersifat monotropik atau enantiotropik. Sekitar separo dari 22 turunan asam barbiturat dan 11 dari 16 steroid menunjukkan polimorfisme.

6.)    Bentuk hidrat dan solvate
    Hidrat dikarakterisasi melalui mobilitas air dalam kisi Kristal. Untuk mendeskripsikan sifat air dalam kisi Kristal digunkan terminology “diffusible” dan “non diffusible”. Bergantuk pada kondisi penyimpanan, air “diffusible” dapat bergerak kedalam dan keluar Kristal melalui lubang
( channel ). Sebaliknya, air “ non diffusible” dapat menstabilkan kisi Kristal, air tidak bebas atau tidak reversible bergerak kedalam dan keluar Kristal. Oleh sebab itu , bentuk hidrat dan solvat ( pelarut kristalisasi bukan air) dapat menunjukkan ketersediaan hayati yang berbeda.
( 193 – 194 )
(Pengembangan Sediaan Farmasi)


8.  a) Pengertian granul
Granul merupakan sediaan multiunit brebentuk agglomerat dari partikel kecil serbuk. Granul merupakan hasil dari poroses granulasi yang bertujuan untuk meningklatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan atau agregat-agregat dalam bentuk yang beraturan.
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet.

b) Keuntungan dan kerugian granul
Sediaan granul (multunit) memiliki beberapa keunmtungan dan kerugian di bandingkan dengan sediaan tunggal. Keuntungannya antara lain, lebih mudah diperkirakan waktu pengosongannya dilambung, variasi absorpsinya rendah, dan memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping. Beberapa keerugian sediaan granul (multunit) di bandingkan sediaan tunggal antara lain, proses pembuatannya lebih sulit dan lebih mahal, dan proses pengisian kekapsul gelatin sulit terutama untuk partikel yang berbeda ukuran.

c) Pengujian granul
Parameter yang diamati adalah : uji homogenitas, uji sifat alir, uji kompresibilitas granul, dan uji distribusi ukuran granul.

Uji Sifat Alir (Aulton, 1988 ;Liebermann & Lachman, 1986)
Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30 derajat.

Uji Kompresibilitas (Aulton, 1988,FI IV 1995)
Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya, kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V).
Perhitungan : I = V0 –V x 100%
Keterangan : I = indeks kompresibilitas(%)
Vo = volume granul sebelum dimampatkan (mL)
V = volume granul setelah dimampatkan(mL)
Syarat : tidak lebih dari 20%.

Uji Kerapuhan Granul
Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisis granul. Dapat diamati lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan bertingkat yang digetarkan.

Uji Daya Serap Granul
Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Faktor yang mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air masuk ke dalam tablet (Boyland, 2002). Pada pembuatan tablet ampisilin ini yang digunakan sebagai penghancur adalah Avicel PH 101 yang merupakan selulosa yang dapat menyerap air dan mengembang lalu pecah. Berat air yang diserap oleh granul adalah 0,2287 g, yang merupakan berat rata-rata dari 3 kali replikasi yang dihitung setelah berat ampul yang ditimbang konstan.

Uji Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet.

8. MASALAH LAIN PADA PERCETAKAN TABLET SECARA KHUSUS
    1. 1.         Lengket Pada Cetakan
       Manifestasinya :
-            Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan
-            Bunyi keras pada mesin
-            Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam
       Penyebab :
-            Antiadheren kurang
-            Lubrikan kurang atau tidak tepat
Contoh : tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau halus akan terselimuti oleh lubrikan).
-            Kandungan air (aspek  kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.
-            Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi benzamin dengan kafein, griseril guaikolat dengan prometazin HCL, yaitu terjadinya pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.
-            Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril Guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotic turunan Imidazol).

Penyelesaian Masalah:
a)      Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
b)      Penggantian lubrikan yang coco
c)      Mengurangi jumlah granul yang kasar
d)     Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada dibawah optimum, karena tablet menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah kedalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh propilen glikol atau gliserin.
e)      Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
f)       Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah karena khusus untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh: kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat mudah hancur dengan kelembaban dan temperature yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.
g)      Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengabsorbsi, seperti SiO2 dan aerosol (adsorben). Penambahan aerosol pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.




  1. 2.         Lengket Pada Punch
Manifestasinya :
-          Terkelupas bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada punch. Penyebabnya sama dengan tadi.
-          Kurangnya anti adheren
-          Kandungan air tinggi
-          Lengket pada punch
Penanggulangannya sama :
-          Ubah ukuran granul
-          Tambah adsorben
-          Perbaiki alat
-          Alat dipoles, sehingga adhesivitas tablet dan punch sangat kecil

  1. 3.         Capping / Laminating
Capping : copot
Laminating : belah
Penyebab :
-          Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus
-          Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya udara yang terjebak antara pons dan die.
-          Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal).
-          Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap.
-          Zat pengikat yang kurang tepat
-          Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil).
Penanggulangan :
-          Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau tidak cocok.
-          Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, metiselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.
-          Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.

  1. 4.         Sumbing Atau Retak-Retak Pada Permukaan Tablet
Manifestasinya :
Akibat dari ketiga masalah sebelumya : laminating, lengket atau kadang-kadang kena pons yang terlalu dalam.

Penyelesaian :
-          Punch dan die supaya dipoles
-          Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul
-          Diganti punch dan die
-          Tambahkan pengikat kering

  1. 5.         Keseragaman Bobot
Penyebab pertama :
-          Aliran kurang baik
-          Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena adanya distribusi baru pada saat pencetakan.
-          Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik, terutama pons bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian masalah :
-          Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul, pengikat, granulasi, perbaikan campuran masa cetak.
-          Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
-          Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab kecepatan aliran : kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat, aliran tidak baik.
Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik
Penyelesaian masalah :
-          Kurangi kadar air
-          Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul optimal sehingga aliran bagus.


  1. 6.         Keseragaman Kandungan
Dilakukan bila :
-          Kadar bahan aktiv dibawah 50 mg
-          Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari 50%.
Penyebab :
-          Karena aliranya jelek
-          Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dahulu homogenitas zat aktif dalam granul (di pabrik).
-          Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda).
-          Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik.
-          Kondisi mesin tidak benar.

Penyelesaian masalah :
-          Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
-          Kalibrasi mesin














DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1972. Farmakope Indonesia Edisi II. Depkes RI : Jakarta
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta
Anonim. 1994. Buku Pelajaran TEKFAR. Gajah mada University Press : Yogyakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Anonim. 2008. Tablet. http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html. Diakses 15/04/2010. 
Ansel. 2005.  Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.  Universitas Indonesia : Jakarta
Anonim. 1996. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi
Goeswin Agoes. 2008.  Pengembangan Sediaan Farmasi. ITB : Bandung
Lachman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II. Universitas Indonesia : Jakarta
Moh. Anief. 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press :  Yogyakarta
Voight Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta


TABLET SALUT KEMPA


Pendahuluan
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).
Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat secara oral dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang pengunaannya dengan cara sublingual, bukal atau melalui vagina, tidak boleh mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral (Ansel, 1989).
            Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi atau kempa. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die (Ansel, 1989).
            Berdasarkan perbedaan cara pemakaian, metode pembutan, distribusi obat dalam tubuh dan jenis bahan penyalut, maka terdapat beberapa jenis tablet salah satunya adalah tablet salut kempa.
Pengertian
Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumina hidriksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis (Syamsuni, 2006).
            Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium fosfat dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis ( multi layer tablet ) (Syamsuni, 2006).
            Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di dalam tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit. Pada umumnya tiap lapis diberi warna yang berbeda sehingga berlapis-lapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan tablet berlapis yang mempunyai inti bagian dalam, mesin khusus diperlukan untuk menempatkan inti dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang dimasukkan ke dalam cetakan yang sama pula (Ansel, 1989).
Dalam tablet berlapis (multi layer tablet), dua atau lebih  lapisan granulat digabung menjadi satu cetakan kecil. Obat yang tak tersatukan diracik terpisah dalam granulat yang berbeda, yang langsung dapat dicetak menjadi satu cetakan kecil (Voigh, 1994).
Tujuan Tablet Salut Kempa
            Formulasi sediaan memiliki tujuan masing-masing, adapun tujuan dari pembuatan tablet salut kempa, diantaranya yaitu:
1.      Untuk campuran obat mengandung unsur obat yang berbeda dan dipisahkan satu dengan lainnya karena tidak tersatukan.
2.      Untuk menyediakan obat yang pengelepasannya dalam dua tingkatan.
3.      Untuk penampilan tablet berlapis yang unik (Voigh, 1994).
Keuntungan Penyalutan Tablet
            Meskipun pembuatan tablet bersalut membutuhkan waktu sangat panjang dan energi yang besar daripada sediaan obat peroral lainnya sehingga biayannya pun mahal, akan tetapi sediaan obat ini tetap dibuat dan penting artinya. Banyak alasan yang menyebabkan penyalutan tablet menjadi sangat berarti dan dalam beberapa kasus, bahkan tidak dapat dihindari. Beberapa keuntungannya dapat disebutkan berikut ini:
1.      Menutupi rasa atau bau yang tidak enak (tujuan semula dari penyalutan).
2.      Melindungi obat terhadap pengaruh luar (oksigen udara, kelembaban udara).
3.      Menguatkan daya tahan terhadap pengaruh beban mekanis.
4.      Melindungi obat terhadap inaktivasi atau perusakan oleh asam lambung (salutan tahan cairan lambung).
5.      Melindungi pasien dari pengaruh obat, yang mengiritasi mulut atau selaput lendir lambung.
6.      Memberi kemudahan yang lebih baik pada saat ditelan karena permukaan yang datar dan sisi yang tidak tajam.
7.      Efek kerja psikologis yang positif dari warna, kilap dan bentuk bagi pasien akan obat berasalut (alasan astetis).
8.      Memberi kemungkinan yang lebih baik untuk dapat membedakan atau mengidentifikasi preparat-preparat melalui warna penyalut yang berlainan jenis (mengurangi bahaya tertukar).
9.      Memungkinkan pembuatan tablet bersalut dengan pelepasan obat yang dapat dikontrol (pelepasan dihambat atau pelepasan bertahap pada preparat depo).
10.  Menutupi warna permukaan yang tidak seragam akibat proses pembuatan inti (tampak inti berbintik-bintik oleh pengunaan granulat yang warnanya berbeda) (Voigh, 1994).
Kerja Tablet Salut Kempa dalam Tubuh
Tablet berlapis (multi layer tablet) dinilai sangat cocok untuk memperoleh kerja diperlama. Sehingga tablet ini sering dipergunakan untuk pengobatan secara repeat action.
Repeat action merupakan istilah distribusi obat dalam tubuh yang bekerja secara sistemik dalam jangka waktu yang panjang. Dimana granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru. Hal ini dapat dicapai melalui praparasi sebagian bahan obat, misalnya dengan menggunakan graulat bersalut bahan lipoid (Syamsuni, 2006).
            Pengelepasan obat dari bentuk sediaannya dapat dengan sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus mengingat beberapa alasan. Diantaranya yaitu:
1.    Obat dirusak oleh cairan lambung atau dapat juga menimbulkan rangsangan (iritasi) yang berlebihan pada lambung atau obat yang menimbulkan rasa mual atau mungkin obat lebih baik diabsorpsi dalam usus daripada dalam lambung. Tablet disalut sehingga tetap utuh dalam lambung dan baru memberikan obatnya pada usus.
2.    Untuk obat yang terdiri dari bahan yang tergantung pada pH dan hancur dalam usus dimana suasananya kurang asam, atau mungkin juga salutan ini dikikis akibat lembab dan berdasarkan waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan tablet untuk sampai diusus.
3.    Obatrusak akibat kerja hidrolisis katalis suatu enzim dalam usus (Ansel, 1989).
Pembuatan Tablet Salut Kempa
            Tablet salut kempa lebih cepat pembuatannya dan lebih ekonomis dibanding dengan tablet salut lainnya. Tetapi proses pembuatannya harus bebas lembab serta tidak terjadi inkompatibilitas tablet karena lembab. Tablet inti yang sudah mengalami proses pengempaan, lalu dikempa kembali dengan granul halus dan kering sekitar tablet ini, sehingga tablet ini juga sering disebut tablet dalam tablet  (Anief, 2000).
Dalam tablet berlapis banyak (multi layer tablet),dua atau lebih lapisan granulat digabung menjadi satu cetakan kecil. Obat yang tak tersatukan, diracik terpisah dalam granulat yang berbeda, yang langsung dapat dicetak menjadi satu cetakan kecil. Kadang-kadang dapat dilakukan pemisahan melalui lapisan granulat netral (Voigh, 1994).
Untuk memperoleh pemisahan lapisan secara tegas didalam sebuah tablet, ukuran dari butiran granulat harus sama (0,15–1 mm) dan ukuran butiran sebaiknya lebih kecil dari separuh tebal lapisan. Penambahan sedikit bahan pelincir dan penggunaan bahan pengikat yang akan seragam untuk seluruh granulat merupakan syarat utama untuk hal itu, sehingga pada saat mengalami beban mekanis (pengemasan, pengangkutan) tidak mengalami pemisahan lapisan (Voigh, 1994).
Untuk membuat tablet berlapis banyak, dibutuhkan mesin khusus, yang prosesnya menyerupai mesin cetak berputar pada umumnya, dimana granulat yang dibutuhkan untuk masing-masing lapisan dialirkan dari corong pengisi terpisah kedal ruang pencetakan untuk memperoleh pemisahan lapisan yang tegas. Setiap lapisan mula-mula dilakukan kompresi akhir untuk mengempa keseluruh tablet (Voigh, 1994).
Proses pembuatan tablet salut kempa, dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1.      Inti tablet dikempa pada mesin standar lalu dipindahkan ke dalam alat salut kempa (compression coater).
2.      Tipe yang kedua ini pada dasarnya merupakan dua mesin berputar terdiri dari corong yang mendorong tunggal dan alat pemindah sehingga pengempaan inti dan penyalutan merupakan siklus yang teratur. Tablet multilayer menggunakan prinsip sama dengan pembuatan tablet salut kempa (Anief, 2000).
Adapun tahapan pembuatan tablet salut kempa secara skematis adalah sebagai berikut:
Kapasitas produksi maksimal setiap jam untuk membuat tablet berlapis dua atau tiga, tergantung dari jenis mesinnya, dapat mencapai 35.000-90.000 tablet (Voigh, 1994).
Dalam hal ini dosis obatnya besar, maka granul pertama dari bahan dapat mengandung bahan obatnya sendiri. Kemudian beberapa dari butir-butir atau granul yang belum disalut dimasukkan untuk disiapkan menjadi dosis yang segera melepaskan obatnya begitu dipakai, maka kepada granul yang belum disalut ini, (2/3 3/4 granula) disalut dengan bahan berlemak seperti lilin tawon atau bahan selulosa seperti etilselulosa, sebagai granul bersalut tebal sebagian lagi tipis. Lalu butir-butir atau granul dengan ketebalan penyalutan yang berbeda-beda dicampur dalam proporsi yang diinginkan supaya tercapai hasil campuran yang tepat. Bahan penyalut ini dapat juga diberi warna dengan zat pewarna, butir-butir yang ketebalan penyalutnya berbeda-beda akan lebih tua warnanya dan dapat dibedakan dari yang bersalut tipis dan warnanya ebih muda. Apabila granul ini dicampur secara baik maka dapat juga dibuat menjadi tablet. Ketebalan penyalut yang berbeda-beda dan macam bahan yang digunakan akan dicerminkan oleh kemampuan kecepatan cairan tubuh menembus penyalut dan melarutkan obat yang terdapat dalam penyalutan. Sebenarnya semakin tebal penyalutan semakin sukar ditembus dan semakin lambat oabat dapat dilepaskan. Granula obat dengan ketebalan penyalut berbeda-beda pada waktu sekarang ini dapat membentuk sediaan obat yang bersifat sustained-release (Ansel, 1989).
            Metode ini mengurangi pemborosan waktu dan pekerjaan yang membosankan. Penyalutan dengan tekanan merupakan pekerjaan dalam keadaan bebas air, karena itu cukup aman bagi penyalutan bahan-bahan obat yang peka terhadap lembab air. Hasil penyalutan dengan metode ini lebih seragam dan tipis dibandingkan dengan salut gula yang dalam melakukannya menggunakan bejana, sehingga tabletnya pun lebih ringan dan lebih kecil, maka lebih mudah pula ditelan oleh pasien dan lebih murah biaya pengemasan dan pengapalannya (Ansel, 1989).
Inti Tablet Bersalut
            Pada hakekatnya sebagai inti dapat digunakan tablet dan butir granulat. Hanya inti semacam itu yang cocok untuk penyalutan yang memiliki stabilitas fisika mencukupi, untuk bertahan terhadap beban mekanis daam panci penyalut (beban guliran dan beban gesekan) atau dalam bet berpusing (beban tumbukan). Dilain pihak tetap menjamin kehancuran tablet yang baik. Oleh karena ukuran inti akan meningkat akibat adanya lapisan penyalut, ukurannya harus dipertahankan dalam batas tertentu, agar tidak mempersulit penggunaannya (masa dari inti <0,5 g). Akan tetapi yang lebih diutamakan adalah bahwa inti mampu bergulir dengan baik didalam panci. Oleh kerena itu inti tidak boleh mempunyai bidang datar. Yang sangat cocok sebagai inti tablet bersalut adalah bentuk-bentuk bundar telur atau bundar bikonveks attau oval bikonveks dengan tinggi sisi yang rendah. Jenis tablet yang berbentuk cembung atas dasar lengkungannya tidak memiliki sisi-sisi tajam, sehingga mudah bergulir di dalam panci penyalut dan cenderung hanya sedikit mengalami keausan, dinyatakan sebagai tablet bersalut cembung. Pada penyalutan melalui cara bet berpusing, bentuk inti, kurang penting artinya. Selanjutnya inti tidak boleh berdebu. Suatu per luasan inti (misalnya pembengkakan) tidak boleh muncul, oleh karena dapat menyebabkan hancurnya inti secara prematur. Inti-inti yang pecah harus dihilangkan sebelum penyalutan. Selanjutnya juga diperhatikan, bahwa cetakan kecil tidak terlalu lunak. Kondisi permukaan yang berpori dapat menyebabkan ilfiltrasi cairan penyalut ke dalam inti yang tidak dikehendaki (Voigh, 1994).
Granula
            Dalam pembuatan tablet, zat berkahsiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tidak retak (capping) (Anief, 2000).
Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989).
            Umumnya granula dibuat dengan cara melembabkan serbuk yang diinginkan atau campuran serbuk yang digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang ayakan yang sesuai dengan ukuran granula yang ingin dihasilkan. Sehingga partikel yang lebih besar berbentuk dan mengering oleh pengaruh udara atau di bawah panas (sesuai sifat obat yang memungkinkannya) sambil bergerak di atas nampan pengering untuk menghindari perekatan granula garanula dapat juga diolah tanpa memakai pelembapan, caranya dengan menyalurkan adonan dari bahan serbuk yang ditekan melalui mesin pembuat granula (Voigh, 1994). Selain itu cara membuat granul ada 2 macam, yaitu:
1.    Granulasi Basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat berkahsiat, zat pengisi dan zat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40o-50o. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperluka dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara granulasi kering (Syamsuni, 2006).
2.    Granulasi kering atau disebut slugging atau pre compression
Dilakukan dengan mencamour zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slugging), yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet. Keuntungan granulasi kering, yaitu tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi kering ini serta penggunaan alatnya lebih sederhana, sedangkan kerugiannya adalah menghasilkan tablet yang kurang tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah (Syamsuni, 2006).
            Granula mengalir baik dibanding dengan serbuk, untuk tujuan perbandingan, perhatikan sifat aliran gula waktu dituangkan antara yang berbentuk gumpalan serbuk. Karena kekhususan ini pembuatan granula biasanya dilakukan diwaktu campuran serbuk akan dikempa menjadi tablet. Aliran seperti ini memungkinkan bahan tadi bergerak bebas dari hopper atau wadah adonan ke dalam cetakan tablet (Voigh, 1994).
            Bentuk granula biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia daripada serbuk saja. Setelah dibuat dan dibiarkan beberapa waktu, granul tidak segera mengering atau mengeras seperti balok bila dibandingkan dengan serbuknya. Hal ini karena luas permukaan granul lebih kecil dibandingkan dengan serbuknya. Granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara. Selama granul mudah dibasahi (wetted) oleh pelarut daripada beberapa macam serbuk yang cenderung akan mengambang di atas permukaan pelarut, sehingga granula lebih disukai untuk dijadikan larutan (Voigh, 1994).
            Variasi dalam perbandingan granul kecil dan granul besar dan variasi dalam besaran dari perbedaan ukuran granul memengaruhi cara pengisian ruang celah antara partikel-partikel. Jadi, walaupun volume sebenarnya dalam lubang kempa pada dasarnya sama, perbandingan (proporsi) partikel besar dan kecil yang berbeda dapat mengubah bobot isi dalam tiap lubang kempa. Selanjutnya, jika granul besar digunakan untuk mengisi lubang  kempa yang kecil, granul yang diperlukan relatif hanya sedikit. Sedikit perbedaan dari rata-rata ukuran granul dapat menimbuklan variasi persentase bobot yang tinggi. Jika rata-rata ratusan granul diperlukan untuk mengisi lubang kempa, sedikit variasi dari rata-rata ukuran granul akan menghasilkan variasi bobot yang kecil, asalkan rentang ukuran partikel sempit (Siregar, 2010).
            Persyaratan yang ditempatkan pada sebuah granulat adalah sebagai berikut:
1.      Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur
2.      Sedapat mungkin memiliki distribusi butir yang sempit da n  mengandung
3.      bagian berbentuk serbuk lebih dari 10%
4.      Memiliki daya luncur yang baik 
5.      Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
6.      Tidak terlampau kering (sisa lembab 3 - 5 %)
7.      Hancur baik didalam air (Voigt, 1994).
Macam-Macam Kerusakan pada Pembuatan Tablet
1.      Binding yaitu kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
2.      Sticking/picking yaitu pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang atau massa basah.
3.      Whiskering terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
4.      Splitting/capping
Splitting adalah peristiwa melepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Sedangkan capping yaitu membelahnya tablet di bagian atas. Penyebabnya adalah:
-   Daya pengikat dalam massa tablet kurang.
-   Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar
-   Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu esar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.
-   Formulannya tidak sesuai.
-   Die dan punch tidak rata.
5.      Mottling terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
6.      Crumbling yaitu tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang (Syamsuni, 2006).
Masalah yang Timbul dalam Penyalutan
1.    Pengupilan (picking) adalah pelepasan fragmen lapis tipis penyalut dari permukaan tablet yang disalut.
Penyebabnya adalah :
-     Pengeringan yang tidak cukup baik
-     Penyemprotan yang dilakukan berlebihan
Pencegahannya:
-     Dengan menurunkan kecepatan penyemprotan
-     Meningkatkan suhu pengeringan, menurunkan konsentrasi larutan penyalut
-     Penambahan gula lebih dari 10% dari bobot polimer dalam larutan.
2.    Keretakan: terlihat selama penyalutan atau penyimpanan tablet yang sudah disalut.
       Penyebabnya :
Tegangan di dalam lapisan penyalut lebih besar dari rentang dan adhesi dari larutan penyalut.
Pencegahannya:
-     Penambahan plasticizer lebih dari 20% berat HPMC
-     Menggunakan HPMC viskositas tinggi
-     Memperbaiki kerapuhan tablet inti
3.    Pembentukan jembatan: hal ini terjadi karena pengaruh adhesi pada permukaan tablet yang bergaris atau ada huruf logo yang terletak pada permukaan. Pencegahan dengan penambahan PEG 6000 dalam jumlah 20-30% dari berat HPMC.
4.    Burik (molting): cacat dimana warna tidak terkontribusi secara homogen pada permukaan tablet. Pencegahannya dengan mendispersikan zat warna secara homogen dalam larutan penyalut.
5.    Pengelupasan (orange peel) merupakan tahap lanjut dari tahap pengupilan.
       Penyebab:
-   Formula larutan penyalut yang tidak sesuai
-   Operasi penyalutan yang tidak baik
-   Terjadi penetesan larutan dari alat penyemprot
       Pencegahan:
-   Menurunkan konsentrasi polimer
-   Menurunkan kecepatan penyemprotan
6.    Variasi warna antar tablet hal ini terjadi karena variasi antar tablet dari sejumlah tablet yang disalut.
       Pencegahan:
-   Pengaturan formulasi larutan penyalut
-   Digunakan penyalutan dengan prinsip ”fluidized bed”(Aulton, 1988).
Sifat dan Kualitas Tablet Kempa
            Ciri-ciri fisik tablet kempa cukup dikenal, ada tablet yang bundar, lonjong dan ada juga segi tiga. Ada tablet yang tebal dan lainnya tipis. Ada tablet yang diameternya tipis. Ada tablet yang diameternya lebih besar dari yang lainnya. ada yang datar sedang lainnya bervariasi cekung, cembungnya. Ada yang diberi garis menjadi 2 atau 4 bagian. Ada pula yang diukir dengan simbol pabrikny, atau/dan kode produksinya yang diproduksi dalam berbagai warna, supaya nmudah dibedakan (Ansel, 1989).
            Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang digunakan untuk menggempa tablet. Bila punch-nya kurang cembung maka tablet yang dihasilkan datar, sebaliknya semakin cekung punch ini semakin cembung tablet yang dihasilkan. Punch yang mempunyai simbol yang menonjol akan menghasilkan simbol yang menonjol ke dalam pada tabletnya, punch yang mempunyai ukuran yang menonjol ke dalam akan mengahasilkan tablet dengan simbol atau monogram yang menonjol ke luar, monogram dapat ditempatkan pada salah satu atau kedua sisi dari tablet tergantung pada dipakainya punch yang ada monogramnya berada di bawah dan/atau diatas (Ansel, 1989).
            Sebagai tambahan dari sifat-sifat tablet di atas, yang diketahi oleh para ahli farmasi tapi tidak dikenal oleh orang awam adalah tetang persyaratan fisik lainnya. Termasuk dalam hal ini, berat tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman dari isi/kandungan dan uuntuk beberapa tablet kelarutan dari tablet. Faktor-faktor ini harus diperiksa selama proses produksi satu batch produksi berikutnya untuk menjamin keseragaman bukan hanya penampilannya saja tetapi juga efek terapinya (Ansel, 1989).
           
Variasi Bobot Tablet
            Variasi bobot tablet merupakan salah satu ukuran kendali yang penting dalam proses (in-process) dan spesifikasi variasi bobot telah diberikan. Bobot tablet ditentukan oleh jumlah granul dalam lubang kempa sebelum sediaan dikempa. Karena itu setiap hal yang dapat mengubah proses pengisian lubang kempa dapat meruah bobot tablet dan  menimbulkan variasi bobot (Siregar, 2010).
 Penyebab
Solusi
Ukuran granul yang tidak sesuai
Ganti ukuran granul, biasanya granul kecil untuk tablet yang lebih kecil
Bentuk granul
Buat granul sebulat mungkin dengan meniadakan ruang udara yang tidak seimbang
Kandungan fines
Proporsi fines hendaknya dibuat kurang dari 20% granul
Perbedaan volume
Pengisian volume dalam lubang kempa hendaknya sedekat mungkin dengan hilangnya bobot jenis volume
Pengendalian aliran
Pilihan dan kuantitas lubrikan dapat diganti untuk mengendalikan aliran granul. Biasanya lubrikan sebanyak 1-5% sudah cukup
Muatan elekrostatik
Hal ini dapat dihilangkan dengan menyemprot granul dengan airuntuk meningkatkan konduktivitasnya agar elektrisitas dialirkan ke sekeliling mesin dan bumi
Kelembapan
Jika granul terlalu basah, keringkan kembali granul
Faktor mekanik
1.    Kecepatan pengempaan yang berlebihan
2.    Getaran dalam corong
3.    Rendahnya kemampuan mengerahkan gerakan granul
Kurangi kecepatan
Gunakan bantalan absorbsi corong
Ganti pengisi dan tutp yang usang
Persyaratan Tablet yang Sudah Disalut
Tablet yang disalut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan, diantaranya:
1.      Permukaan tablet harus benar-benar licin.
2.      Lapisan penyalut harus stabil dan tidak cacat.
3.      Pewarnaan yang homogen pada lapisan tipis yang berwarna dan tidak boleh terjadi migrasi zat warna ke dalam inti tablet.
4.      Lapisan penyalut tidak boleh menunjukkan sifat mudah pecah dan retak.
5.      Penyalutan harus dapat melindungi tablet inti terhadap pengaruh udara kelembaban dan cahaya.
6.      Penyalut harus mempunyai rasa yang menyenangkan dan dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari tablet inti.
7.      Pada umumnya lapisan penyalut harus melarut dalam media cairan lambung dengan waktu sesingkat mungkin.
8.      Penyalutan yang digunakan tidak boleh merusak atau mengurangi aktivitas bahan obat (Martin, et. al., 1993).
Pengujian
            Pengujian tablet bersalut meliputi baik inti tablet maupun tablet salutnya sendiri. Metode pengujian tablet bersalut khususnya diuji kekompakan mekanisnya (kekompakan patahan dan kekompakan keausan), mengingat beban yang dialami selama proses penyalutan, harganya harus lebih tinggi daripada tablet biasa. Dilain pihak, meskipun kekompakan intinya tinggi namun tetap memiliki daya hancur yang baik, yang dapat dikontrol melalui pengujian daya hancur. Selain itu, penentuan porositas memungkinkan diperolehnya informasi tentang kualitas inti. Porositas yang rendah menjamin kekompakan cetakan kecil dan mencegah infiltrasi cairan penyalut kedalam inti, namun demikian, peran porositas terhadap daya hancur tidaklah nyata. Pada porositas yang sangat rendah bahan penghancur menjaddi tidak efektif (Voigh, 1994).
            Farmakope-farmakope umumnya hanya menguji tablet bersaut. Farmakome mensyaratkan suatu pengujian terhadap penampilan. Jadi tablet bersalut harus seragam dalam ukuran, bentuk dan warna, permukaan yang utuh dan rata. Pengukuran garis tengah, tinggi dan jari-jari lengkungan tablet bersalut meengkapi pengujian visual. Identitas warna yang objektif, yang disyaratkan untuk memastikan homogenitas dengan menggunakan kartu warna DIN. Karakteristik eksak dari tingkat kilap permukaan dilakukan dengan menggunakan pengukuran secara fotometrik atau spektrometrirefleksi (Voigh, 1994).
            Disamping syarat yang berkaitan dengan sedikitnya bakteri dan konstannya berat, farmakope-farmakope juga menuntut pengujian daya hancur. Umumnya digunakan cairan tubuh buatan sebagai media ujianya. Waktu hancur untuk tablet bersalut adalah wajar jika lebih tinggi daripada tablet biasa. Untuk tablet bersalut tahan cairan lambung buatan dan akhirnya dalam cairan ususbuatan. Pengujian tablet bersalut setelah penyimpanannya dalam lemari beriklim pada lembab relatif udara tertentu atau setelah disinari cahaya intensif memberikan petunjuk tentang satbilitas penyimpanan, juga pada kondisi lainnya (Voigh, 1994).
Pengemasan dan Penyimpanan Tablet
            Tablet sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat dengan kelembapan nisbi yang rendah, serta terlindungi dari temperatur tinggi. Tablet khusus yang cenderung hencur bila kena lembab dapat disertai pengeringan dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil dalam beberapa tahun, dengan sedikit kekecualian (Ansel, 1989).
            Dalam kebanyakan hal penyalutan obat, ahli farmasi diharapkan menggunakan jenis wadah yang sama yang telah dipersiapkan dalam produk-produk hasil pabrik,dan pasien dinasehati supaya memelihara obat pada wadah yang diterimanya. Kondisi-kondisi penyimpanan yang tepat sebagaimana diperlukan ole beberapa obat tertentu harus dijaga oleh ahli farmasi dan pasien serta memperhatikan tanggal kadaluarsanya (Ansel, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Ansel. Howard C, 1989, Pengatar Bentuk Sediaan, UI-Press: Jakarta.
Aulton, M, E, 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, Churchill Livingstone Inc: New York.
Martin, A., James, S., & Arthur, C, 1993, Farmasi Fisik, UI-Press: Jakarta.
Siregar. Charles J. P, 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. EGC: Jakarta.
Syamsuni. H. A, 2006, Ilmu Resep, EGC: Jakarta.
Voigh. Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gajah Mada University Press: Yogyakarta.