Pendahuluan
Gizi
merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan masa depan bangsa.
Kekurangan gizi berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia
karena kegagalan pada pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan
kecerdasan, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan kesakitan, bahkan
berakibat kematian. Gizi yang baik selama masa remaja sangat penting
untuk menutupi defisit gizi yang diderita selama masa kanak-kanak. Gizi
yang cukup dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan fisik,
perkembangan kognitif, menyediakan energi yang memadai, mencegah
penyakit dan proses kehamilan, dan mencegah penyakit yang berhubungan
dengan gizi pada masa dewasa.
Status Gizi
Status
gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari
variabel-variabel pertumbuhan yaitu berat badan, tinggi/panjang badan,
lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai. Status gizi
merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Status gizi baik apabila asupan gizi sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Masalah Gizi pada Remaja Putri
Masalah
gizi pada remaja putri ditandai dengan berat badan rendah. Hal ini
dapat berakibat buruk pada masa kehamilan sehingga potensial melahirkan
bayi berat lahir rendah, menurunkan prestasi sekolah dan produktivitas
kerja. Masalah gizi lainnya adalah anemia dan kurang energi kronis.
Menurut laporan WHO tahun 2008, prevalensi anemia pada wanita usia subur
di dunia mencapai 30,2% dan di Indonesia 33,1%. Bahkan pada Riskesdas
2007 ditemukan prevalensi anemia pada wanita usia subur adalah 6,9% dan
prevalensi nasional kurang energi kronis adalah 13,6%.
Faktor yang Berpengaruh
Kurangnya
asupan zat gizi dipengaruhi oleh kekurangan zat gizi dalam makanan yang
dikonsumsi. Usaha pemenuhan konsumsi makanan yang bergizi berkaitan
erat dengan daya beli keluarga. Status ekonomi keluarga yang rendah
mengakibatkan kurangnya kemampuan memenuhi kebutuhan makanan yang
diperlukan oleh tubuh.
Remaja
yang memiliki orang tua dengan perilaku makan yang salah mempunyai
risiko perilaku makan yang juga salah. Adanya riwayat perilaku yang
salah dalam konsumsi makan pada orang tua secara tidak langsung diadopsi
oleh anaknya.
Pendidikan orangtua
juga berperan besar dalam hal ini. Pendidikan ibu yang tinggi
memungkinkanadanya informasi yang benar mengenai konsumsi makan terhadap
anaknya. Pendidikan ayah yang tinggi lebih berdampak pada tingkat
pendapatan keluarga sehingga adanya pendapatan yang tinggi dapat
memenuhi kebutuhan khususnya kebutuhan gizi keluarga.
Pengukuran Antropometri pada Remaja
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai status gizi adalah Nutritional Anthropometri, yaitu pengukuran pada variasi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. World Health Organization
(WHO) merekomendasikan penggunaan IMT terhadap umur sebagai salah satu
metode pengukuran antropometri pada remaja. Indeks massa tubuh (IMT)
terhadap umur adalah suatu indeks antropometri berat dan tinggi
dikombinasikan dengan usia. Indeks massa tubuh terhadap usia digunakan
untuk mengelompokkan anak-anak dan remaja yang underweight, overweight atau berisiko overweight. Indeks massa tubuh dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (IMT=kg/m2). Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan penggunaan IMT untuk skrining kelebihan berat badan dan obesitas sejak usia 2- 20 tahun.
Indeks
massa tubuh yang normal pada usia remaja dapat menghindarkan dari
kondisi penyakit yang terkait gizi pada usia remaja. Kondisi gizi kurang
pada usia remaja meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, fraktur,
dan kelelahan saat bekerja. Indeks massa tubuh meningkat setelah lahir
kemudian menurun sekitar usia 2 tahun, dan meningkat kembali diantara
usia 5 dan 8 tahun. Nilai cutt off points IMT pada orang dewasa
tidak tepat jika diterapkan pada anak dan remaja, karena anak
mengakumulasi massa bebas lemak semasa pertumbuhannya yang tidak tepat
jika dikaitkan dengan kegemukan. Nilai batas normal IMT (cutt off points) adalah persentil ke-5 sampai kurang dari persentil ke-85. Indeks massa tubuh kurang dari persentil ke-5 adalah underweight, IMT sama dengan persentil ke-85 sampai kurang dari persentil ke-95 adalah overweight dan IMT lebih dari persentil ke-95 adalah gemuk atau obesitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar